Skip to main content

Tantangan dan Peluang yang Wajib Disiasati di Era Revolusi Industri 4.0

Belakangan ini, istilah Revolusi Industri 4.0 makin sering diperbincangkan. Wacana pengembangan industri yang mengedepankan prinsip Internet Of Things ini mulai tampak geliatnya melalui pertumbuhan pesat perusahaan rintisan atau startup.
Berdasarkan data Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), pertumbuhan startup dalam kurun waktu 5 tahun menyentuh jumlah persentase yang signifikan. Pada 2018, jumlah perusahaan startup yang terdaftar mencapai angka 956, jauh lebih banyak dibandingkan data tahun 2015 yang hanya berjumlah 52 perusahaan. Kesuksesan startup lokal berstatus unicorn seperti Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak memiliki peran krusial dalam membangkitkan semangat pebisnis untuk mendirikan perusahaan berbasis teknologi.
Pertumbuhan perusahaan rintisan yang pesat ini tentu memberikan gambaran masa depan era digital dan ekonomi yang menjanjikan. Di balik peluang yang menggiurkan, tentu ada tantangan yang wajib disiasati para pelaku bisnis. Lantas, seperti apa peluang dan tantangan di era Revolusi Industri 4.0?

1. Peluang bisnis berskala global terbuka lebar

Berkat kemajuan teknologi yang pesat, kini kita dapat merambah bisnis hingga pasar internasional. Saat ini bahkan kita sudah dapat melakukan transaksi jual-beli dengan konsumen maupun pedagang dari berbagai negara melalui marketplace online.

2. Setiap orang memiliki akses untuk terlibat dalam industri digital

Rasanya, hampir semua orang kini dapat membeli ponsel pintar. Akses internet pun tak lagi sulit dinikmati warga yang tinggal di pelosok daerah. Kemudahan akses perangkat digital ini tentu membuka peluang besar bagi setiap orang untuk terlibat aktif dalam meramaikan pasar industri digital.

3. Arus informasi cepat

Masyarakat dapat memperolah informasi terkini dengan lebih cepat berkat akses internet. Akses informasi yang cepat dan melimpah tentu dapat memberikan manfaat bagi setiap pengguna. Sayangnya, bukan hanya dampak positif, kebiasaan resharing yang tak bertanggung jawab juga turut menyumbang tersebarnya berita bohong atau hoax.

4. Perubahan pola konsumsi berbasis otomatisasi teknologi 

Kompetisi di Revolusi Industri 4.0 tak sekadar manusia vs. mesin. Tenaga kerja pun kini harus bersaing dengan perangkat komputer yang dibekali kecerdasan artifisial. Untuk industri perbankan, misalnya, banyak yang memprediksi akan ada pemangkasan tenaga kerja hingga 30% dalam lima tahun ke depan. Belum lagi pertumbuhan perusahaan fintech yang kian melesat beberapa tahun terakhir. Bukan tidak mungkin transaksi perbankan konvensional akan tergantikan sepenuhnya oleh platform.
Hal ini menandakan bahwa perubahan pola konsumsi berbasis otomatisasi teknologi memang semakin memudhkan pengguna. Namun di sisi lain turut mematikan industri atau pekerjaan tertentu.

5. Jumlah tenaga ahli yang belum memenuhi kebutuhan perusahaan

Kebutuhan tenaga kerja yang memiliki keahlian terus meningkat. Sayangnya, keterampilan tenaga kerja Indonesia dinilai belum siap untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0, mengingat sekitar 70% tenaga kerja memiliki pendidikan setara SMP. Pendidikan berbasis keterampilan dan kejuruan yang sesuai dengan target Revolusi 4.0 mutlak dibutuhkan demi memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di masa yang akan datang.
Revolusi Industri 4.0 bukan hanya monopoli perusahaan besar. Industri kecil dan menengah pun wajib menerapkan teknologi agar dapat bersaing di pasar bebas. Salah satu cara industri kecil untuk mengejar kemajuan di era Revolusi Industri 4.0 adalah dengan mengimplementasikan perangkat berbasis teknologi untuk merekam seluruh data keuangan serta memudahkan penghitungan pajak.
Kini telah hadir Finata, perangkat akuntansi yang didesain untuk pemilik usaha kecil dan menengah. Dengan sejumlah fitur mutakhir yang tersedia, Anda dapat melakukan pembukuan dengan lebih rapi dan akurat. Fitur unggulan Finata tak hanya dapat membantu pembukuan keuangan, tetapi juga dapat menyajikan data untuk menganalisis kesehatan perusahaan Anda. Tertarik? Awali langkah Revolusi Industri 4.0 Anda dengan cara klik link ini untuk mengamankan bisnis Anda di tahun yang akan datang.

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Bisnis Membutuhkan Akuntansi?

|  Feb 3, 2020 Kenapa Bisnis Membutuhkan Akuntansi Kenapa bisnis membutuhkan akuntansi?  Akuntansi adalah bagian dari setiap bisnis yang sukses. Akuntasi melayani semua bisnis dan itu sebabnya bisnis tidak dapat beroperasi tanpa bantuan akuntan profesional. Akuntan memainkan peran yang sangat penting dalam pembukuan, audit, layanan persiapan pajak, dan konsultasi di antara peran lainnya.  Lalu seperti apakah fungsi dari akuntansi itu sendiri dan mengapa sebuah bisnis atau usaha membutuhkan keberadaan akuntan? Apa itu Akuntansi? Bisnis menghabiskan banyak waktu dan uang dalam mencatat transaksi keuangan mereka. Namun, apakah upaya yang sungguh-sungguh ini akhirnya sepadan? Mari jelajahi peran apa yang harus dimainkan akuntansi dalam bisnis. Akuntansi sangat penting untuk mencatat transaksi keuangan dalam bisnis. Tanpa akuntansi, Anda tidak dapat menampilkan kesehatan keuangan bisnis Anda kepada para pemangku kepentingan Anda. Akuntansi sangat pent